Sandal pertama yang diciptakan manusia berasal dari Mesir. Sandal itu
terbuat dari kayu dan daun papirus. Untuk mencetak sol sandal, mereka
mencetak bentuk kaki di atas pasir pantai.
Setelah era Mesir, sandal generasi kedua adalah milik Yunani. Modelnya
disesuaikan dengan kegiatan yang mereka lakukan, seperti untuk
jalan-jalan, pesta, atau dipakai di rumah. Sandal bagi bangsa Yunani
juga mencerminkan status dan kelas sosial si pemakai.
Sandal generasi ketiga adalah sandal Romawi yang diadopsi dan diadaptasi
dari gaya sandal Yunani. Salah satu ciri khas sandal hasil modifikasi
Romawi adalah penggunaan bahan kulit, tali pengikat yang dililit sampai
betis, dan sol tebal dari kulit.
Dengan sandal model ini (disebut caligae), para prajurit Romawi atau
gladiator bisa berperang dengan nyaman dan bebas. Kaum perempuan zaman
Romawi umumnya memakai sandal dari kain.
Dalam perkembangannya, alas atau sol sandal dibuat dari gabus. Bagian
penutupnya dari kulit yang dijahit dengan bagian atasnya. Bagian jari
kaki dibiarkan terbuka, dilengkapi sabuk atau tali agar tak mudah lepas
dari kaki pemakai. Sol sandal juga dibuat dari karet, plastik, kayu, ban
bekas, anyaman tali, atau anyaman rumput.
Bagian tumit (hak) sandal untuk perempuan umumnya dibuat lebih tinggi daripada bagian depan.
Dalam bentuk paling sederhana, sandal dengan penutup di bagian punggung
dan jemari tetapi terbuka di bagian tumit dan pergelangan kaki disebut
selop.
Ada pula sandal jepit atau sandal Jepang yang berwarna-warni dan terbuat
dari karet atau plastik, dengan tali penjepit berbentuk huruf ”V” untuk
menghubungkan bagian depan dengan belakang sandal.
Sandal dari ban bekas disebut sandal bandol. Ini kependekan dari ban bodhol atau ban bekas. (DOE)
http://rangg.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar